Gallery Tato Masberto

Seni tato atau seni lukis tubuh di Indonesia masih sering di pandang sebelah mata, hal tersebut dikarenakan banyak yang menyalahgunakan arti dari seni lukis tubuh ini. Dimata awam khususnya masyarakat Indonesia, orang bertato sering diidentikkan dengan perilaku tindak kriminal.

Namun, seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi sekarang sudah banyak orang yang mengetahui apa itu makna tato dan bisa lebih menghargainya. Konsumen seni tato pun semakin beragam golongan sosialnya, mulai dari mahasiswa, eksekutif, profesional, selebritis dan masyarakat umum lainnya.

Hal itulah yang membuat salah satu seniman tato, Rendis Setiono, bertahan pada bisnis pembuatan tato, yang juga menjadi hobbinya sejak kecil.

“Dalam perkembangannya saat ini, seni tato sudah menjadi gaya hidup yang sudah bisa diterima masyarakat, khususnya di kota kota besar seperti di Bekasi,”

Menurutnya, tato yang dulu dianggap tabu oleh kebanyakan masyarakat, dewasa ini sudah bisa diterima bahkan diminati, sejak menanjaknya kalangan selebritis yang memakai tato di bagian tubuh mereka.

“Di Bekasi sendiri sudah banyak yang menggemari tato tubuh, karena melihat selebritis yang cenderung mentato tubuh mereka,” ujarnya.

Diceritakan awal ketertarikan Rendis pada seni tato, dimulai saat dirinya menjadi seorang anak jalanan di kota Bekasi. Dari hanya sekedar melihat, iapun coba coba menggambar bermacam bentuk tato. Sampai akhirnya di tahun 2005 ketika dirinya beranjak dewasa, ia memutuskan untuk menjadikan hobinya tersebut sebagai mata pencahariannya. Untuk sekali mentato, dirinya mematok harga Rp 30ribu.

“Awal pertama menato, saya hanya memasang tarif Rp 30ribu saja,” paparnya.

Dan setelah menggeluti bidang ini selama hampir tujuh tahun, Rendispun akhirnya dapat membuka sebuah studio tato miliknya sendiri, yang berada di Rawalumbu, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Pengalaman paling lama mentato, kata dia, selama 23 jam, dikarenakan tingkat kerumitannya yang cukup tinggi. Dalam mentato, dirinya juga menggunakan tinta impor, intenz, starbrite, eternal dan dinamic.

“Terlama saya mentato selama 23 jam, karena tingkat kerumitan gambar cukup tinggi,” pungkasnya.